Setiap negara memiliki kekayaan kuliner yang unik, mencerminkan sejarah, geografi, dan budaya masyarakatnya. Di antara semua hidangan tersebut, terdapat jenis-jenis makanan ekstrem yang mungkin terdengar aneh, menantang, atau bahkan tidak biasa bagi sebagian orang. Namun di tempat asalnya, makanan-makanan ini adalah bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Menjelajahi makanan ekstrem bukan sekadar uji nyali, tapi juga cara untuk memahami keberagaman budaya makan di dunia. Berikut beberapa Makanan ekstrem di berbagai negara yang terkenal dan kontroversial.
1. Balut – Filipina
Balut adalah embrio bebek yang telah berkembang, biasanya berusia 14–21 hari, yang direbus dan dimakan langsung dari cangkangnya. Tekstur dan bentuk embrio yang sudah terbentuk membuat banyak wisatawan merasa ragu mencobanya. Namun di Filipina, balut dianggap makanan bergizi tinggi dan dijual di banyak tempat sebagai camilan malam.
Meski terlihat ekstrem, banyak orang lokal menikmati rasa gurih dan kuah kaldu alami dari dalam telur.
2. Casu Marzu – Italia (Sardinia)
Casu Marzu adalah keju domba fermentasi khas Sardinia yang terkenal karena mengandung larva lalat hidup. Larva ini mempercepat proses fermentasi dan memberikan tekstur lembut pada keju. Uniknya, keju ini dimakan saat larva masih hidup, karena jika sudah mati, dianggap tidak aman dikonsumsi.
Meski telah dilarang secara hukum karena alasan kesehatan, keju ini masih dibuat secara tradisional dan dinikmati oleh sebagian masyarakat lokal sebagai bagian dari warisan kuliner mereka.
3. Hakarl – Islandia
Hakarl adalah daging hiu Greenland yang difermentasi selama beberapa bulan untuk menghilangkan racun alaminya. Proses fermentasi ini menghasilkan aroma amonia yang sangat kuat, sehingga banyak wisatawan kesulitan mencium, apalagi mencicipinya.
Masyarakat Islandia menganggap hakarl sebagai makanan bersejarah dan sering disajikan dalam acara budaya tertentu. Mencoba hidangan ini sering disebut sebagai tantangan keberanian bagi pengunjung asing.
4. Surströmming – Swedia
Surströmming adalah ikan herring yang difermentasi hingga menimbulkan bau sangat menyengat. Ikan ini biasanya dikemas dalam kaleng dan difermentasi selama berbulan-bulan. Ketika kaleng dibuka, baunya bisa menyebar luas dan bahkan membuat beberapa orang muntah hanya karena aromanya.
Namun, bagi masyarakat Swedia utara, surströmming adalah bagian dari tradisi kuliner sejak abad ke-16 dan biasanya dimakan bersama roti pipih dan kentang.
5. Sannakji – Korea Selatan
Sannakji adalah gurita kecil yang dipotong-potong dan disajikan mentah, masih dalam kondisi bergerak. Hidangan ini biasanya dimakan dengan saus wijen dan minyak, dan menjadi favorit di restoran seafood segar.
Meski tampak ekstrem, banyak orang Korea menyukai sensasi gerakan tentakel di mulut saat dimakan. Karena teksturnya licin dan bisa menempel di tenggorokan, pengunjung disarankan mengunyah dengan hati-hati.
6. Fugu – Jepang
Fugu atau ikan buntal adalah makanan mewah di Jepang yang terkenal karena bisa mematikan jika tidak diolah dengan benar. Ikan ini mengandung racun tetrodotoksin yang mematikan dan hanya boleh disiapkan oleh koki bersertifikat.
Meskipun berbahaya, fugu tetap populer karena dianggap eksklusif dan menunjukkan keahlian tinggi dalam seni memasak Jepang.
7. Tarantula Goreng – Kamboja
Di beberapa wilayah Kamboja, tarantula goreng dijadikan camilan umum. Laba-laba besar ini dibumbui, digoreng garing, dan dimakan utuh. Makanan ini mulai populer sejak masa kelaparan pada era Khmer Merah, dan kini dianggap sebagai bagian dari warisan lokal.
Rasanya dikatakan menyerupai ayam dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
Penutup
Makanan ekstrem sering kali menimbulkan reaksi beragam, dari rasa penasaran hingga ketakutan. Namun di balik keanehannya, makanan-makanan ini mencerminkan adaptasi budaya, kondisi geografis, dan nilai sejarah masyarakat setempat.
Bagi pelancong yang berani mencoba, mencicipi makanan ekstrem bisa menjadi pengalaman tak terlupakan dan cara mendalam untuk mengenal budaya lain. Sebab dalam dunia kuliner, keberanian membuka rasa, dan rasa membuka pemahaman.